Kamis, 11 Desember 2014

IPTEK DAN LINGKUNGAN - KETIKA PLASTIK MENJADI FOSIL

IPTEK DAN LINGKUNGAN

KETIKA PLASTIK MENJADI FOSIL

             

 Penggunaan plastik menyebar luas pada pertengahan abad ke-20. Sejak itu sekitar 6 miliar ton plastik telah diproduksi. Sebagian besar berakhir ebagai sampah, dan tak ada yang tahu bagaimana akhirnya.
             
Kini para peneliti telah menemukan hasil akhir tak terduga dari limbah plastik, yakni batu. Disebut plastiglomerate, batu jenis baru ini merupakan campuran materi alami dan buatan.
              
Hasil studi yang dimuat dalam jurnal GSA Today mendapati bahwa plastiglomerate terbentuk dari lelehan plastik bercampur pasir, cangkang hewan, kerikil, batu lava, karang dan kayu.
             
Plastiglomerate pertama kali ditemukan oleh Charles Moore, pakar oseanografi dari Algalita Marine Research Institute, California, pada 2006. Ketika itu, Moore sedang menelusuri limbah plastik yang hanyut ke Pantai Kamilo, bagian terpencil namun amat terpolusi dari pulai Hawaii. Karena sirkulasi air laut, Pantai Kamilo adalah lokasi akhir bagi tumpukan sampah. Di sana, Moore melihat batu berbalut plastik yang aneh. Ia lantas mengambil beberapa foto dan sejumlah spesimen untuk dibawa. Pentingnya temuan Moore baru disadari pada 2012, ketika Patricia Corcoran, pakar ilmu bumi dari University of Western Ontario, Kanada, mengundang Moore untuk memberikan ceramah tentang polusi plastik. Tertarik dengan temuan Moore, Corocoran terbang ke Hawaii untuk melihat batu-batu aneh ini secara langsung.
                
Banyak ilmuan yang percaya planet kita telah memasuki era global baru, yakni Anthropocene, ketika aktivitas manusia meninggalkan jejak signifikandan bertahan lama dialam. Dan plastiglomerate bisa menjadi salah satu penanda masa depan dari jejak manusia masa kini di bumi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar