Minggu, 26 Oktober 2014

KONDISI HUTAN DI INDONESIA

Kondisi Hutan di Indonesia




Hutan adalah suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuh-tumbuhan lebat yang berisi antara lain pohon, semak, paku-pakuan, rumput, jamur dan lain sebagainya serta menempati daerah yang cukup luas.

Hutan memiliki banyak manfaat untuk kita semua. Hutan merupakan paru-paru dunia (planet bumi) sehingga perlu kita jaga karena jika tidak, maka hanya akan membawa dampak yang buruk bagi kita di masa kini dan masa yang akan datang.
Manfaat hutan dalam berbagai aspek:

1. Manfaat/Fungsi Ekonomi
- Hasil hutan dapat dijual langsung atau diolah menjadi berbagai barang yang bernilai tinggi.
- Membuka lapangan pekerjaan bagi pembalak hutan legal.
- Menyumbang devisa negara dari hasil penjualan produk hasil hutan ke luar negeri.

2. Manfaat/Fungsi Klimatologis
- Hutan dapat mengatur iklim
- Hutan berfungsi sebagai paru-paru dunia yang menghasilkan oksigen bagi kehidupan.

3. Manfaat/Fungsi Hidrolis
- Dapat menampung air hujan di dalam tanah
- Mencegah intrusi air laut yang asin
- Menjadi pengatur tata air tanah

4. Manfaat/Fungsi Ekologis
- Mencegah erosi dan banjir
- Menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah
- sebagai wilayah untuk melestarikan kenaekaragaman hayati

Hutan Indonesia adalah salah satu hutan tropis terluas yang menjadi paru-paru dunia. Keanekaragaman hayati di hutan tropis Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia. Keanekaragaman hayati ini diharapkan dapat bertahan hingga ke generasi yang akan datang. Namun hal itu sangatlah sulit terwujud, karena dalam 50 tahun terakhir, Indonesia telah kehilangan lahan hutan dataran rendah sebesar 64 juta hektar atau 40% dari luas sebelumnya. Sejak tahun 1996, Indonesia mengalami laju kehilangan lahan hutan sebesar  hampir 2 juta hektar per tahun.

Setiap tahun hutan di Indonesia kehilangan lahan hutan seluas lebih dari 3 kali wilayah DKI Jakarta, atau 6 kali luas lapangan sepak bola setiap menitnya. Pengelolaan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang tidak diawasi dengan ketat dan tidak dijalankan dengan bijak menyebabkan Indonesia kehilangan lahan hutan sebesar 17,4 juta hektar di tiap wilayah terutama di tiga pulau besar yaitu Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi sejak tahun 1970.

Beberapa Faktor Penyebab Berkurangnya Lahan Hutan di Indonesia:

1. Kebakaran Hutan.
   
   Kebakaran hutan juga menjadi salah satu faktor berkurangnya lahan hutan di Indonesia. Setiap tahunnya sekitar 9,7 juta hektar lahan hutan hilang akibat kebakaran. Kebakaran terjadi akibat musim kemarau yang panjang yang biasa terjadi di bulan April hingga Agustus. Selain itu kebakaran hutan juga terjadi akibat ulah manusia yang ingin secara instan membuka lahan perkebunan baru. Sering kali pembukaan lahan yang tidak terkendali menyebabkan kebakaran hutan yang sangat luas.

2. Perkebunan Industri dan Pembangunan Rumah.

  Sekitar 2,4 juta hektar lahan hutan ditebang untuk membuat perkebunan kelapa sawit. 9 juta lahan digunakan untuk hutan tanaman industri dan perkebunan warga. Hal ini dilakukan warga karena pegelolaan dan pengolahan hasil perkebunan industri lebih mudah dan efisien dibandingkan dengan pengolahan bahan kayu mentah. Selain itu 4 juta hektar lahan digunakan untuk pertanian tebas bakar, perkebunan rakyat dan pemukiman warga. 

3. Kurangnya Penegakan Hukum.

  Pengurangan lahan hutan juga disebabkan karena kondisi politik nasional dan pasar global. Selain itu penegakan hukum yang kurang tegas menyebabkan longgarnya pengelolaan dan pemanfaatan hutan sehingga sering terjadi kasus pembalakan liar. Para oknum yang tidak bertanggungjawab ini sering mengabaikan peraturan yang telah diberikan, misalnya tidak melakukan tebang pilih, menebang pohon yang melampaui batas serta tidak melakukan penanaman pohon kembali.

4. Bencana Alam.

    Selain faktor ulah manusia, bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi dan angin puting beliung juga menjadi penyebab berkurangnya pohon-pohon dihutan.

Sebagai generasi penerus bangsa dan penerima warisan nenek moyang kita, marilah kita menjaga dan melestarikan hutan-hutan yang ada di Indonesia. Kita bisa memulainya dari hal yang paling kecil hingga hal yang sangat besar.


Kalau Bukan Kita Siapa Lagi? dan Kalo Bukan Sekarang Kapan Lagi?