Minggu, 02 November 2014

Pariwisata Kota Tangerang Selatan - Kelenteng Boen Hay Bio

Kelenteng Boen Hay Bio


Kota Tangerang Selatan adalah salah satu kota di provinsi Banten. Pada masa penjajahan Belanda, wilayah ini masuk ke dalam Karesidenan Batavia dan mempertahankan karakteristik tiga etnis, yaitu suku Sunda, suku Betawi, dan suku Tionghoa.Etnis Tionghoa merupakan salah satu etnis yang tertua dan besar di Tangerang Selatan. Kelenteng Boen Hay Bio merupakan bukti keberadaan etnis Tionghoa yang ada di Tangerang Selatan. Kelenteng Boen Hay Bio terletak di jalan Pasar Lama Serpong RT014/015 Desa Cilenggang, Serpong, Tangerang Selatan. Kelenteng Boen Hay Bio dibuat pada tahun 1694 sebagai tempat ibadah umat Budha.

Boen Hay Bio memiliki arti yaitu Kuil Samudera Tanpa Batas, dengan posisi kuil menghadap utara atau menghadap ke arah laut. Pada gerbang Klenteng terdapat patung kepiting besar. Menurut kebudayaan Cina, kepiting dipercaya dapat melindungi serta mengusir roh-roh jahat yang bergentayangan. Selain patung kepiting terdapat tulisan “Vihara Karunalaya, Boen Hay Bio, Serpong”.Kelenteng Boen Hay Bio bertuan rumah Kongco Kwan Kong (Kwan Sen Tee Kun) atau SatyaDharma Bodhisattva(Dewa Pelindung Ajaran) bagi umat Budha. Kelenteng  ini merupakan salah satu dari vihara tiga serangkai tertua di Tangerang, yang dua diantaranya adalah Kelenteng Boen Tek Bio di Pasar Lama kota Tangerang yang didirikan pada tahun 1684 adalah yang tertua. Tuan rumahnya adalah Dewi Kwan Im yang melambangkan kebajikan. Boen Tek Bio sendiri berarti kebajikan setinggi gunung dan sedalam lautan. Selain itu terdapat klenteng lainnya, yakni vihara Boen San Bio (melambangkan gunung) yang dibangun tahun 1689 di kawasan Pasar Baru. Jadi, pembangunan ketiga klenteng ini masing-masing berselisih lima tahun.

Kelenteng Boen Hay Bio berulang tahun setiap tanggal 24 bulan keenam (Lak Gwee) dalam sistem kalender China, atau tanggal 4 Agustus 2010 menurut penanggalan masehi. Hari jadi sebuah vihara sendiri didasarkan pada tuan rumah masing-masing tuan rumah klenteng. Pada hari ulang tahun vihara, ribuan jemaat mengunjungi klenteng untuk beribadah dan meminta keberkahan.

Warna merah yang menghiasi bangunan Klenteng Boen Hay Bio yang sudah berusia 300 tahun ini memiliki arti semangat, keberanian dan kejujuran. Di bagian tiang utama klenteng terdapat dua naga. Selain itu di bagian kiri dan kanan klenteng terdapat menara lima tingkat untuk membakar kertas mantra serta tambur raksasa yang biasa digunakan pada saat tahun baru atau acara-acara tertentu.


Di dalam kelenteng Boen Hay Bio terdapat 11 altar pemujaan. 1 altar untuk pemujaan Tuhan dan 10 altar lainnya untuk pemujaan dewa dan dewi. Dewa dewi tersebut adalah Kwan Im Pho Sat, Hok Tek Ceng Sin, Kong Tek Cun Ong, Lao Tze, Erl Lang Sen, Ciu Thian Sian Ni, Thay Swee Ya, Altar Dewa-Dewi,Tho Ti Kong, dan Sakyamuni.

1. Kwan Im Po Sat
     Kwan Im atau kwan she im po Sat adalah seorang Bodhisatva yang melambangkan kewelas-asihan dan penyayang. Pada masa dinasti tang, Kwan Im dikenal sebagai seorang laki-laki. Seiring berjalannya waktu memasuki dinasti yuan, sosok kwan im lebih dikenal sebagai perempuan sampai pada dinasti ming.

2. Hok Tek Ceng Sin
      Hok Tek Ceng Sin adalah dewa Bumi yang melambangkan kepandaian, kebijaksanaan dan berhati mulia.

3. Kong Tek Cun Ong
         Adalah Dewa Pelindung Masyarakat Lam Oa {Mandarin = Nan An}, karena beliau berasal dari kota Qian Zhou. Kong Tek Cun Ong dikenal juga sebagai Raja Mulia yang Memberikan Berkah Melimpah.

4. Lao Tze
         Merupakan ahli filsafat yang terpopuler dan juga merupakan pendiri Taoisme.

5. Erl Lang Sen
       Menurut sejarah, Er Lang Shen (Ji Long Sin) adalah putra dari seorang gubernur dari propinsi Sichuan yang hidup pada jaman Dinasti Qin, dengan nama Li Bing.

6. Ciu Thian Sian Ni
      Seperti yang sudah umat TAO ketahui, Jiu Tian Xuan Nu merupakan salah satu Dewi Besar TAO. Jiu Tian Xuan Nu adalah Dewi yang sering membantu pahlawan-pahlawan. Maka dari itu dia juga disebut sebagai Dewi Perang.

7. Thay Swee Ya
        Adalah salah satu dari Dewata2 Bintang. Masing2 Dewata Bintang menguasai nasib seseorang dalam setahun. Konon Thay Swee Ya dapat mengusir kesialan seseorang yang menyembahnya.

8. Tho Ti Kong
        Dewa Tho Ti Kong atau Fuk Te Cen Sen adalah Dewa Bumi, Beliau merupakan salah satu dewa yang tertua usianya. Beliau adalah dewa yang bijaksana dan peduli terhadap rakyatnya.

9. Sakyamuni
         Sakyamuni Buddha memiliki arti yaiyu Buddha dari suku Sakya. Sakyamuni Buddha umumnya ditampilkan dalam posisi duduk bermeditasi. Ciri utamanya adalah benjolan di atas kepalanya, yang seolah-olah seperti memakai konde, dan rambutnya keriting pendek, berputar kearah kanan. Tradisi Theravada menampilkan dengan jubah yang terbuka pada bagian bahu sebelah kanan, sedangkan tradisi Mahayana menampilkan dengan jubah yang terbuka pada bagian tengah dada.

Selain untuk tempat ibadah, kelenteng Boen Hay Bio juga dapat digunakan untuk mengadakan kegiatan sosial seperti pembagian sembako kepada kaum yang kurang mampu, pemeriksaan kesehatan, pembagian obat-obat, mengadakan kegiatan penidikan untuk anak-anak serta mengadakan pesta rakyat dan perayaan tahun baru Cina atau imlek. Kelenteng Boen Hay Bio juga dapat digunakan untuk tempat latihan dan pertunjukan barongsai.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar