Penduduk, Kemiskinan dan Keterbelakangan
Pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, mendorong pertumbuhan
aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan
hingga pendidikan. Denga adanya pertumbuhan aspek-aspek kehidupan tersebut,
maka bertambahlah sistem mata pencaharian hidup dari homogen menjadi kompleks.
Berbeda dengan makhluk lain, manusia mempunyai kelebihan dalam
kehidupannya. Mansia dapat memanfaatkan dang mengembangkan akal budinya
Akibat dari perkembangan kebudayaan ini, telah mengubah cara
berfikir manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sehubungan dengan hal tersebut dalam pokok bahsan ini, akan
ditelaah mengenai pertumbuuhan penduduk, perkembangan kebudayaan dan timbulnya
pranata-pranata sebagai akibat perkembangan kebudayaan.
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam
masalah sosial ekonomi umumnya dan maalah penduduk khususnya. Karena disamping
berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh
terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara bahkan dunia.
Misal: dengan bertambahnya penduduk berarti pula harus bertambah
pula persediaan bahan makanan, perumahan, kesempatan kerja, jumlah gedung
sekolah dan sebagainya.
Disamping itu apabila pertambahan penduduk tidak dapat diimbangi
dengan pertambahan fasilitas di atas akan menimbulkan masalah-masalah. Misalnya
akan bertambah tingginya angka pengangguran, semakin meningkatnya tingkat
kemiskinan, banyak anak usia sekolah yang tidak tertampung sehingga timbulnya
berbagai kejahatan atau kriminalitas lain.
Salah satu wabah penyakit yang melanda negara-negara yang sedang
berkembang ialah kemiskinan beserta saudara kembarnya, yaitu keterbelakangan.
Kemiskinan dan keterbelakangan adalah suatu penyakit, karena dalam kenyataannya
dua hal itu melemahkan fisik dan mental manusia yang tentunya juga berdampak
negative terhadap lingkungan.
Kemiskinan dan keterbelakangan begitu erat
kaitannya satu sama lain sehingga dapat dianggap sebagai satu pengertian, maka
digunakan satu istilah saja, yaitu kemiskinan di mana sudah terkait pengertian
keterbelakangan.
Dampak kemiskinan
terhadap orang-orang miskin sendiri dan terhadap lingkungannya, baik lingkungan
social maupun lingkungan alam, dengan sendirinya sudah jelas negative. Orang
miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi minimal bagi dirinya sendiri maupun
bagi keluarganya. Dampak kemiskinan terhadap lingkungan social
tampakmengalirnya penduduk ke kota-kota tanpa bekal pengetahuan apalagi bekal
materi. Akibatnya antara lain ialah banyaknya tukang becak, pemungut punting,
gelandangan, pengemis, dan sebagainnya yang menghuni kampung-kampung liar dan
jorok di gubuk-gubuk reot yang tidak pantas didiami manusia.
Sebab-sebab
kemiskinan yang pokok bersumber dari empat hal, yaitu mentalitas si miskin itu
sendiri, minimnya ketrampilan yang dimilikinya, ketidakmampuannya untuk
memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang disediakan, dan peningkatan jumlah
penduduk yang relatif berlebihan.
Kemiskinan dan
keterbelakangan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini
secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi
moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang
telah mapan,dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya
mencakup:
a. Gambaran kekurangan
materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang,
perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipsdfgeggahami
sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
b. Gambaran tentang
kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk
pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari
kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan
tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
c. Gambaran tentang
kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di
sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh
dunia.