Assalamualay’kum
WR.WB
Jumat
lalu saya diberi tugas oleh dosen mata kuliah softskill untuk berkunjung ke
museum dan membuat karya tulis tentang kunjungan saya ke museum. Memang banyak
sekai museum di daerah DKI Jakarta, akhirnya saya memutuskan untuk berkunjung
ke museum Layang-layang yang berada di Jl. Hj Kamang No. 38, Cilandak, Pondok
Labu, Jakarta Selatan. Dengan membayar tiket sebesar Rp. 10.000 kita sudah bisa
menikmati beberapa fasilitas yang diberikan yaitu menonton film tentang layang-layang,
kunjungan ke museum dan membuat layang-layang.
Museum
layang-layang berdiri pada tanggal 23
Maret 2003 yang didirikan oleh Endang W. Puspoyo. Beliau menekuni dunia
layang-layang sejak tahun 1985. Berbagai kegiatan dan lomba-lomba dalam negeri
maupun luar negeri telah diikutinya dan beliau juga telah mendapatkan banyak prestasi
selama menekuni dunia layang- layang.
Layang-layang
, Layangan atau Wau (dalam bahasa melayu) adalah permainan tradisional yang
berasal dari Indonesia. Namun beberapa orang masih menganggap bahwa
layang-layang berasal dari China. Sebenarnya layang-layang memanglah berasal dari
Indonesia, hal itu dibuktikan dari penemuan lukisan gua di Pulau Muna, Sulawesi
Tenggara pada abad ke-17. Seiring berkembangnya zaman, layang-layang mulai
menyebar ke seluruh asia hingga ke eropa.
Layang-layang
memiliki 2 bentuk yaitu dua dimensi dan tiga dimensi. Layang-layang dua dimensi
tidak memiliki ruang (volume) sehingga layang-layang ini lebih mengutamakan
motif dibandingkan betuknya. Sedangkan layang-layang tiga dimensi memiliki
ruang (volume). Layang-layang tiga dimensi membentuk suatu objek yang mirip dengan
aslinya, walaupun begitu layang-layang tiga dimensi juga harus dapat
diterbangakan.
Contoh Layang-layang 2 dimensi
Contoh Layang-layang 3 dimensi
Layang-layang
memiliki beberapa tipe. Yang paling umum adalah layang-layang hias dan
layang-layang aduan. Selain itu terdapat layang-layang yang diberi sendaringan
sehingga dapat mengeluarkan suara saat dimainkan. Biasanya layang-layang
dimainkan pada cuaca cerah di bulan Maret - Agustus.
Namun
di beberapa daerah layang-layang berfungsi sebagai alat untuk ritual tertentu,
misalnya di daerah Kalimantan. Di Kalimantan layang-layang di gunakan sebagai
penanda bahwa sedang ada yang melangsungkan pesta pernikahan. Orang-orang disana menyebutnya dandang. Terdapat dua dandang untuk merayakan pernikahan tersebut yaitu dandang laki untuk mempelai pria dan dandang bini untuk mempelai wanita. Kedua pasangan suami istri tersebut harus memainkan dandang pada saat pesta pernikahan.
Layang-layang dibelakang adalah dandang laki
Beda lagi di
daerah Pangandaran, layang-layang digunakan untuk menangkap kelalawar besar
yang ada di gua. Karena fungsinya untuk menangkap kelalawar, maka layang-layang
ini diterbangkan pada saat menjelang malam hari.
Untuk di daerah pesisiran
layang-layang dapat digunakan sebagai alat penangkap ikan dengan memanfaatkan
kekuatan angin. biasanya para nelayan menangkap ikan patin, ikat cucut dan ikan kwe dengan layangan ini.
Layang-layang untuk menangkap ikan
Selain itu ada juga
layang-layang yang difungsikan untuk olahraga. Biasanya layang-layang yang
digunakan berukuran seperti parasut yang besar dan menggunakan 4 tali. Untuk memainkan layangan-layang olahraga kita dapat menggunakan alat seperti sepeda atau skate board yang fungsinya untuk mengendalikan layang-layang. Dengan alat ini kita tidak akan kehilangan kendali pada saat memainkan layang-layang.
Dan ini beberapa gambar layang-layang lainnya:
Semua
layang-layang yang ada di museum sudah pernah diterbangkan di berbagai
perlombaan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sebagian besar
layang-layang ini mendapatkan juara di kelasnya masing-masing. Biasanya yang di
perlombakan adalah desain, motif dan ketahanan dari layang-layang tersebut. Di Indonesia
perlombaan layang-layang diadakan setiap setahun sekali. Biasanya perlombaan diadakan pada saat musim panas yaitu antara bulan Maret sampai dengan bulan Agustus.
Sebenarnya
masih banyak sekali jenis layang-layang yang ada di dalam negeri maupun diluar
negeri dan masih banyak yang ingin saya bahas tentang layang-layang. Tulisan yang diatas hanyalah kesimpulan dari hasil kunjungan saya ke
museum layang-layang. Semoga dengan adanya tulisan ini kita dapat mewariskan
salah satu budaya Indonesia serta dapat melestarikannya! :)